Sabtu, 24 Mei 2014

Karena yang pernah ada akan kalah dengan yang selalu ada??

"Karena yang pernah ada akan kalah dengan yang selalu ada"

Ah, kurasa aku kurang setuju dengan pendapat itu. Pengertiannya sempit.
Selalu ada, hmm.. Identik dengan jarak yang dekat, waktu yang selalu tersedia,  kesempatan yang besar.
Akan lebih identik dengan pertemuan yang intens. Iya, kurang lebihnya akan seperti itu.
Tapi coba diresapi kembali.
Apakah hubungan yang indah selalu identik dengan pertemuan yang intens?
Yang identik dengan "dimana ada aku selalu ada kamu" ?
Kurasa tidak seperti. Mmm.. lebih tepatnya tidak selalu seperti itu.
Jarak, waktu dan kesempatan tak pernah ada artinya tanpa perhatian, pengertian, kenyamanan.
Ya, ini dia KENYAMANAN.
Kau nyaman dengannya meskipun dia jauh karena perhatiannya yang tak pernah habis untukmu.
Kau nyaman dengan pengertian darinya untukmu bahkan disaat sulit sekalipun.
Kau nyaman dengan semua yang ada pada dirinya.
Jarak dekat tapi tak ada perhatian, bisakah kau jatuh cinta?
Waktu yang selalu ada tapi tak bisa membuat kalian saling mengerti, bisakah kalian jatuh cinta?
Tidak. Tentu tidak. Iya kan?
Jarak yang dekat, waktu yang selalu ada, kesempatan yang besar akan lebih terasa indah jika kenyamanan ada sebagai penghubung.

Selasa, 13 Mei 2014

Berjuang Bukan Seperti Ini.

Berjuang bukan hanya tentang satu tujuan.
Berjuang bukan hanya tentang aku dan kamu menjadi kita.
Berjuang bukan hanya tentang kita melewati rintangan.
Sekali lagi kukatakan, BUKAN ITU!

Berjuang bukan bagaimana aku berkeringat lepas, dan kau hanya diam melihatku.
Aku yang merasa letih, dan kau yang kubahagiakan.
Aku yang merasa sakit, dan kau yang kubahagiakan.
Aku yang jatuh, dan kau yang berdiri tegak membelakangiku.
Hey, kau tak melihatku? Ah, kau bahkan tak menengok. Bahkan teriakanku terdengar seperti igauan cacing di tanah.

Ini bukan berjuang namanya jika berakhir aku yang sakit, dan kau yang bahagia.
Ini bukan berjuang namanya jika aku yang berlari, dan kau yang duduk.
Perjuangan yang kumaknai tidak seperti itu. TIDAK!
Pahamilah, aku menginginkan kita yang berjuang. BERSAMA. Iya, KITA BERJUANG BERSAMA!

Jika kukatakan aku sudah mulai terbiasa dengan letihku,
jika kukatakan aku sudah mulai terbiasa dengan sakitku,
jika aku mengatakan ingin tetap memperjuangkanmu,
sekarang lupakan! Waktuku tak lagi melulu tentangmu.
Waktuku tak lagi untuk menopangmu.
Waktuku tak lagi untuk menjadi penguatmu.
Bagaimana aku mampu terus menguatkanmu, jika kau yang selalu menghancurkan?
Bagaimana aku mampu terus menopangmu, jika aku yang sanggup menjadi baja saja masih kalah dengan seonggok bambu rapuh?

Jika kau memang sudah bahagia, jangan datang padaku.
Jika memang kau belum bahagia, pergilah! Aku tak menerima hati yang berpulang!